Minggu, 18 Desember 2016


Ribuan orang yang tergabung dalam Gerakan Kemanusiaan 212 menggelar aksi unjuk rasa di depan Keduataan Besar Rusia.

Unjuk rasa kali ini berkaitan dengan dugaan pembantaian rakyat sipil di Aleppo, Suriah. Dalam unjuk rasa tersebut, Gema 212 mendesak pemerintah Indonesia untuk turut serta membantu penyelamatan rakyat Aleppo yang tak bersalah.

“Pemerintah harus bersikap tegas dan ikut adil secara aktif dalam penyelesaian tragedi kemanusiaan yang terjadi di Aleppo, serta memberikan bantuan kemanusiaan kepada para korban,” ujar salah satu orator.(Agen Poker Terpercaya)

Gema 212 juga mengharapkan uluran tangan dari rakyat Indonesia, tak hanya umat Muslim. “Masyarakat harus menunjukkan kepedulian terhadap saudara kita di Aleppo.”

Seperti diketahui, militer Suriah di bawah kepemimpinan, Presiden Bashar al-Assad tengah mengepung kota Aleppo, untuk merebutkan kembali daerah tersebut dari tangan pemberontak. Upaya Suriah ini didukung oleh militer Rusia dan Iran.

langkah pemerintahan Suriah ini dianggap buruk lantaran diduga menyebabkan puluhan ribu atau bahkan ratusan ribu rakyat sipil di Aleppo, ikut jadi korban.

Hal inilah yang kemudian dikecam oleh Gema 212. Mereka menganggap, langkah pemerintah Suriah justru sampingkan hak-hak warga yang tak bersalah.(Agen DominoQQ)

Salah satu militer menyatakan bahwa sebanyak 75 bus memasuki Aleppo Timur di Suriah Utara untuk mengungsikan sisa gerilyawan, sehari setelah dilanjutkannya pengungsian yang dilakukan.

Semua bus tersebut memasuki Permukiman Zibdiyeh, Salahuddien, Mashhad dan Ansari di Aleppo Tenggara untuk mengungsikan sisa gerilyawan dan keluarga mereka melalui Jalan Ramouseh menuju daerah yang dikuasai gerilyawan di pinggiran barat-daya Aleppo, kata sumber itu –yang tak ingin disebutkan jati dirinya

Pemerintah Indonesia menyerukan gencatan senjata dan pengiriman bantuan kemanusiaan di kota Aleppo, Suriah. Pihak Kemlu RI menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia terus mengikuti berbagai perkembangan di Aleppo.

Pemerintah dan rakyat Indonesia sangat khawatir dengan semakin memburuknya situasi kemanusiaan di Aleppo. Konflik di Suriah telah memakan banyak korban dari kalangan warga sipil termasuk perempuan dan anak-anak.

Untuk itu, pemerintah Indonesia menyerukan agar gencatan senjata segera dicapai dan meminta agar pemberian bantuan kemanusiaan menjadi prioritas bagi semua pihak.

Indonesia juga mendorong agar akses penuh dan tanpa hambatan segera diberikan bagi penyaluran bantuan kemanusiaan untuk warga Suriah di Aleppo dan wilayah Suriah lainnya, khususnya untuk bantuan yang dilakukan oleh PBB dan organisasi kemanusiaan internasional lainnya.

Selain itu, pemerintah Indonesia menyerukan agar proses perundingan perdamaian secara inklusif dan bersifat non-sektarian antara pihak yang bertikai segera dimulai kembali.

Pemerintah RI juga mendorong agar Dewan Keamanan PBB dapat mengambil langkah konkret untuk mencapai gencatan senjata dan penghentian kekerasan, serta dalam penyelesaian konflik di Suriah yang telah berlangsung lebih dari lima tahun.

Indonesia juga menekankan pentingnya penyelesaian konflik ini di Suriah melalui perundingan dan negosiasi serta penghormatan prinsip-prinsip, seperti perlindungan dan HAM dan penghormatan terhadap kedaulatan, integritas dan keutuhan wilayah Suriah.(Poker Uang Asli)

Sementara itu, beberapa bus memasuki Kota Kecil Syiah Kafraya dan Foa di pinggir Provinsi Idlib di bagian barat-laut Suriah.pada malam untuk mengungsikan sebanyak 1.200 penganut Syiah yang dikepung oleh gerilyawan.

Pemeluk Syiah tersebut dijadwalkan meninggalkan Idlib secara berbarengan dengan pengungsian gerilyawan dari Aleppo pada Ahad, sebagai bagian dari kesepakatan Turki-Rusia.

Pengungsian gerilyawan dan keluarga mereka dari sisa kubu mereka di Aleppo Timur, dan lebih dari 8.000 orang sudah pergi menuju pinggiran barat Aleppo.

Pengungsian itu dilakukan setelah militer Suriah merebut kembali 99 persen daerah yang dikuasai gerilyawan di Aleppo, setelah serangan besar.

Akibatnya ialah 80.000 orang menyelamatkan diri dari Aleppo Timur menuju daerah yang dikuasai pemerintah di Aleppo Barat, sementara gerilyawan dan keluarga mereka termasuk di dalam kesepakatan antara Rusia dan Turki, sebab Moskow berunding atas nama Pemerintah Suriah, sedangkan Ankara berunding buat gerilyawan.

Salah satu alasan utama gerilyawan di Idlib gagal mengizinkan warga sipil di kedua kota kecil Syiah pro-pemerintah pergi berbarengan dengan pengungsian gerilyawan dari Aleppo Timur.

salah satu sumber militer mengatakan pengungsian gerilyawan dari sisa kubu terakhir mereka di bagian timur Aleppo direncanakan segera dilakukan, sebab gerilyawan setuju untuk mematuhi janji mereka sebelumnya antara lain untuk mengizinkan warga sipil keluar dari kota kecil Syiah.

Kesepakatan tersebut dirancang untuk mengungsikan 15.000 orang, termasuk 4.000 gerilyawan.

Dengan pengungsian gerilyawan terakhir dari Aleppo Timur, militer Suriah akan menguasai seluruh kota itu, kemenangan yang dipandang sebagai penulisan babak baru sejarah, sebagaimana dikatakan Presiden Bashar al-Assad belum lama ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar