Kemudian Mpu Permadi dan Mpu Rama pun saling berpandangan. Terlihat dari raut wajahnya seperti tidak ingin dengan kehendak para dewa.
Ternyata kedua empu itu mempunyai sebuah kepentingan sendiri dengan pekerjaannya yang belum selesai. Dan ternyata kedua empu tersebut tidak ingin jika harus berpindah lokasi, sementara pekerjaan untuk membuat kerisnya baru saja dimulai dan harus diselesaikan dilokasi itu.
Dan kedua empu itu pun berpendapat jika pembuatan krisnya belum selesai dengan sempurna maka akan mendatangkan musibah bagi manusia, oleh karena itu mereka meminta untuk menunggu hingga selesai. Agen DominoQQ
Kedua utusan itupun berpendapat jika perkara ini adalah perkara yang bersifat mendesak, sehingga jikalau harus menggunakan pemaksaan pun akan dijalankannya.
Kedua utusan itu tak henti hentinya menerangkan bahwa tugas yang diembannya adalah demi kelangsungan hidup umat di pulau Jawa. Namun kedua empu itu juga kokoh pada pendiriannya, jika pengerjaan keris itu tidak sempurna juga akan mendatangkan mala petaka bagi manusia.
Kedua kubu itu pun terlibat adu mulut yang sangat menegangkan. Nampaknya suasananya semakin menjadi tidak terkendali.
Oleh alasan yang sangat mendesak, maka kedua utusan dewa itu pun menggunakan kekerasan dengan mengerahkan seluruh bala tentara pengawalnya untuk menyerang kedua empu itu. Dan kedua empu itu pun segera memasang kuda-kuda untuk menyambut serangan bala tentara kayangan itu.
Sepertinya pertarungan itu tidaklah seimbang mengingat kesaktian dari kedua empu itu dalam waktu yang tidak begitu lama, semua pasukan tentara itu berhasil dikalahkan. Setelah kejadian tersebut tersisa berempat mereka berhadap-hadapan dan terjadilah duel satu lawan satu.
Pertarungan sengit pun tak bisa dihindarkan. Pertarungan tersebut nampak seimbang, sehingga pertempurannya berlangsung lama dan wilayah sekitar pertempuran itu nampak berantakan, banyak batu-batu berhamburan dan hancur jadi debu, pohon-pohon besar bertumbangan dan asap atau debu mengepul.
Kemudian Batara guru memberi perintah kepada Dewa Bayu untuk memberikan pelajaran buat Mpu Rama dan Mpu Permadi. Dewa Bayu diperintah untuk segera memindahkan Gunung Jamurdwipa dengan meniupnya.
Batara guru tidak peduli dengan keselamatan kedua empu itu, karena telah menentang para dewa dan membahayakan keselamatan umat manusia. BandarQ Online
Setelah diberi sebuah perintah, akhirnya berangkatlah dewa Bayu ke laut selatan. Dengan kehebatannya dewa Bayu segera meniupkan hunung itu, karena hembusan dari dewa Bayu yang bagaikan angin topan itu berhasil menerbangkan Jamurdwipa hingga melayang-layang diangkasa dan kemudian jatuh tepat diperapian kedua empu tersebut.
Dan kedua empu yang berada di tempat itu pun ikut tertimpa oleh gunung Jamurdwipa hingga tewas. Kemudian kedua roh empu tersebut tidak bisa diterima dialam baka sehingga mereka menjadi penghuni gunung itu.
Meskipun kedua empu sakti itu telah tewas tertimpa gunung, namun sisa-sisa kesaktiannya tidak padam.
Bahan keris yang masih dalam proses pengerjaanya masih menyala dan tidak dapat dipadamkan kecuali oleh kedua orang empu yang sudah tewas tersebut dan terus menerus membara dan karena tertimbun oleh gunung, lama kelamaan semakin membara dan membesar.
Karena bertambah besar baranya, maka tempatnya menjadi terbatas sedangkan tekanannya menjadi meningkat. Bara api yang makin membesar itu menyembut ke atas dengan membakar bebatuan dan tanah yang menimbunnya hingga meleleh.
Oleh karna tanah dan bebatuan yang meleleh tadi menimbulkan lobang yang semakin hari bertambah luas hingga sekarang menjadi kawah. Situs Poker Online
Semenjak kejadian itulah akhirnya kawah yang menimbulkan bebatuan yang meleleh dan semakin hari semakin meluas kemudian menjadi sebuah gunung, yang sekarang diberi nama Gunung merapi .
Tamat
_______________
Tamat
_______________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar